27.9.13

Ajip Rosidi

Saya biasa melihat lelaki tua itu setiap Jumat di depan pintu tengah masjid Pondok Pabelan.  Saban Jumatan, ia tak pernah bergeser, begitu setia di tempat yang sama. Persis disana, di dua ubin kali tiga ubin itu.

"Itu Aki tuh," kata Cici, sahabat saya semasa mondok, suatu Jumat, menunjuk dimana kakeknya berada.

Cici sering bercerita tentang Aki. Tentang Aki yang sering mengajak cucu-cucunya ke toko buku untuk memborong buku apa saja sesuka hati. Sayang, Cici belum terlalu pandai memanfaatkan kesempatan emas itu ketika itu. Paling-paling hanya Harry Potter atau biografi musisi idolanya saja yang diboyong.