18.1.12

Semalam bersama Gus Dur di UIN Jakarta

KH. Abdurrahman Wahid telah meninggalkan kita dua tahun yang lalu. Di tengah kondisi bangsa yang kian mengkhawatirkan, banyak orang yang  semakin merindukan sosoknya. Gus Dur, oh Gus Dur.


Beberapa organisasi kemahasiswaan di UIN Jakarta menyelenggarakan peringatan Haul Gus Dur Kedua, yang bertajuk "Semalam Bersama Gus Dur." Acara bertempat di Student Center UIN Jakarta, Jumat malam (13/1). Meski hujan, acara yang dilaksanakan di lapangan terbuka ini tetap berlangsung khidmat. Turut hadir Sinta Nuriyah, Adhie Massardi, Alissa Wahid, Bondan Gunawan, dan AS Laksana yang menyampaikan pidato kebudayaan. Serta dimeriahkan dengan Pagelaran Wayang Kampung Sebelah.


Dalam sambutannya, istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah mengatakan, masyarakat saat ini kian resah. Carut-marut masalah elit politik kian menyeruak. Penegakan hukum jauh panggang dari api. Keadaan kacau bangsa ini akibat  ulah dari elit politik sendiri, yang tidak pernah benar-benar memikirkan nasib dan penderitaaan rakyat Indonesia. Masyarakat merindukan sosok pengayom seperti Gus Dur, sosok yang bisa merasakan penderitaan rakyat.


"Masyarakat, terutama kaum minoritas, benar-benar seperti anak ayam yang kehilangan induk," ujarnya.


Kaum minoritas, lanjut Nuriyah, dengan mudah dijadikan korban dari perseteruan dan usaha pengalihan perhatian dari elit-elit politik. "Tidak ada lagi yang berani pasang badan untuk Ahmadiyah yang dirampas hak-haknya. Tidak ada lagi yang berani berteriak lantang ketika jemaat GKI Yasmin diberangus kebebasannya untuk menjalankan ibadah," ucapnya berkaca-kaca.


Namun begitu, lanjut Nuriyah, setelah Gus Dur wafat, ia melihat banyak kelompok dari berbagai latar belakang, kultur, etnis, bahkan ideologi, yang terus berusaha mengaktualisasikan perjuangan suaminya. Sehingga ia merasa, Gus Dur tetap hidup dan ada bersama bangsa ini. "Muncul ungkapan; Gus Dur itu hanya pulang, bukan pergi. Ungkapan ini menghibur hati, dan memperkuat sikap  dan semangat kita untuk melanjutkan perjuangannya," tandasnya haru.


Gus Dur adalah mata air, sumber inspirasi bagi siapa saja yang peduli terhadap penegakan harkat dan martabat kemanusiaan. "Tidak ada penghormatan yang lebih tinggi, kecuali dengan meneruskan perjuangan Gus Dur dalam menegakkan keadilan, merawat demokrasi dan pluralisme, serta menjaga nila-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan dari Islam rahmatan lil 'alamin," pungkas Nuriyah.

*********


Hujan malam itu begitu manja. Sebentar deras, sebentar kemudian reda. Begitu seterusnya. Para peserta yang hadir lumayan kelimpungan dibuatnya. Tapi semangat para Gusdurian ini nampaknya tak terhalang hujan demi menghayati "Semalam Bersama Gus Dur". Tanpa tenda, di bawah rintik hujan, putri Sulung Gus Dur, Alissa Wahid membeberkan enam warisan Sang Guru Bangsa untuk Indonesia.

 
di bawah rintik hujan
Menurut Alissa, banyak orang yang bisa memotivasi, tapi tidak bisa menjadi contoh. Banyak orang bisa dikagumi, tapi  tidak bisa diteladani. Sementara Gus Dur, bahkan mampu menggerakkan banyak orang untuk berjuang demi kemanusiaan. Gus Dur telah menabur benih banyak sekali pemikir kritis dan pemimpin muda. "Ia mampu menggerakkan orang-orang yang bahkan tidak pernah bertemu dengannya."


Apa yang spesial dari Presiden Keempat RI itu? Bagi Alissa, Gus Dur adalah manusia biasa, malah banyak kekurangannya. "Hanya saja, dia mengambil keputusan-keputusan yang tidak biasa. Dan karenanya, menghasilkan sesuatu yang luar bisa," tandasnya.


Alissa lalu menjelaskan, Ayahnya bisa berbuat demikian banyak buat bangsa ini dan menginsiprasi karena beberapa prinsip yang dipegang teguh olehnya. Pertama, syahadat atau ketauhidannya. Islam rahmatan lil 'alamin adalah modal utama ia bergerak. Kedua, nilai-nilai kemanusiaan. Gus Dur adalah pejuang HAM luar biasa. Ketiga, keadilan, karena ini prasyarat mutlak agar kemanusiaan tercapai. Gus Dur bisa saja tidak setuju dan tidak sejalan dengan banyak orang, tapi ia tidak pernah berlaku tidak adil.


Keempat, prinsip persaudaraan. Gus Dur menganggap setiap manusia adalah saudara dan ia tidak pernah dendam. Kelima, keberanian atau sikap ksatria. Alissa bercerita, suatu kali, KH. Musthofa Bisri, akrab disapa Gus Mus- pernah bilang: "Kalau mau mau melihat Gus Dur, lihat Saya! kecuali nyalinya." Gus Dur memiliki keberanian yang luar biasa dalam berjuang, sampai-sampai Gus Mus mengakui tidak memiliki nyali sebesar itu.


"Dan yang terakhir, Gus Dur adalah orang yang sangat kokoh berdiri di atas tradisi. Beliau seorang yang kosmopolitan, tapi tidak pernah lepas dari identitasnya sebagai santri, dari pondok dan asal Jombang," imbuh Alissa.


Dalam hemat Alissa, prinsip-prinsip di atas yang kemudian bisa menginspirasi dan menggerakkan banyak orang untuk berjuang sesuai dengan kemampuan masing-masing, sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya sendiri-sendiri.

**********

Pementasan Wayang Kampung Sebelah
Semua orang tahu, Gus Dur adalah kampiun demokrasi, pluralisme, juga humor. Selain itu, Gus Dur dikenal memiliki wawasan kebudayaan yang luas. Ia pernah mengetuai Dewan Kesenian Jakarta. "Tapi ia tidak ingin dianggap sebagai sastrawan apalagi pencipta lagu. Humornya pun luar biasa. Humor adalah kecerdasan untuk berpikir tidak lazim. Kecerdasar humor ini tetap terlihat ketika Gus Dur  jadi Presiden," ucap Sastrawan AS Laksana dalam orasinya.


Lain lagi bagi Adhie Massardi. Ketika berorasi, Adhie menyebut Gus Dur sebagai jagoan pergerakan. "Yang saya kenal betul, justeru Gus Dur adalah tokoh pergerakan. Karena Gus Durlah, kaum nahdliyyin bergerak, kaum muda bergerak di zaman Orba."


Senada dengan Adhie, Sekretaris Kabinet era Presiden Gus Dur, Bondan Gunawan mengatakan; GusDur tidak menjadikan dirinya seorang demokrat dengan pidato. Tapi dengan perbuatan kongkret. Gus Dur tidak berhenti pada gagasan-gagasannya yang sudah luar biasa, tapi juga aksi nyata.


Adhie menegaskan, pemikiran-pemikiran Gus Dur tidak boleh berhenti pada pengkajian. "Kalau hanya mengkaji pemikirannya, cukup di perpustakaan saja. Tapi yang paling penting adalah meneladani Gus Dur dengan bergerak. Cita-cita Gus Dur harus terus diperjuangkan," demikian Adhie.

*********


Malam semakin larut. Hujan tak kunjung reda sungguhan. Wayang Kampung Sebelah pimpinan Ki Jlitheng Suparman mentas. Antusiasme ratusan "Santri Gus Dur" ternyata tetap menyala-nyala. Di bawah siraman hujan, kehangatan Semalam Bersama Gus Dur tetap terasa. Lakon "Jual-beli Mimpi" yang dimainkan begitu menghibur, membawa kesadaran baru dan bisa menggerakan, seperti Gus Dur.

"Kita bukan hanya mengenang Gus Dur, tapi meneladaninya untuk menuju Indonesia yang kita cita-citakan bersama," kata Alissa. Semoga.

8 komentar:

  1. bagus bagus!!!

    mw dunk blajr nulis :_). merangkai kata untk dibaca.

    BalasHapus
  2. semalam bersama gus dur adalah malam-malam panjang. enak sekali tulisan saudara kita ini.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Mengenai Semalam bersama Gus Dur, kurang lengkap rasanya kalau hanya membaca tulisan di atas. Ada artikel lain yang luar biasa maknyuss! ini dia =>> Gus Dur dan Wayang

    BalasHapus
  5. tolong kabari teman2 lomba cerpen:
    http://mjeducation.co/mj-education-short-story-competition-lomba-cerita-pendek-2012/

    BalasHapus